Laman

Senin, 10 Mei 2010

Jenius dari Indonesia

Seems all over Indonesia has known him. Pasti! Setidaknya yang nonton berita di TV dan baca koran. Waktu itu gue tau dia karena nonton berita di salah satu channel tv berita yang warnanya dominan merah merah (hayoo apa itu?). Dia dia yang gue maksud di sini dari tadi adalah Wildan Rabbani, seorang murid dari Jawa Timur kelas IPA yang meraih predikat peraih UN tertinggi se Jawa Timur. Congrats dulu :D nilaimu amazing juga, bikin mangap gue ga nutup nutup hehe

Lalu kenapa dia diberitakan di tv nasional? Cuma peraih UN tertinggi se Jawa Timur? Emang di Jakarta? Sulawesi? Jawa Barat nggak ada? (ini buat yang nggak liat tv dan ga baca koran). Dia adalah anak jenius yang ga mampu secara financial (mengutip kata kata acara beritanya). Dia sangat ingin menjadi mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, maka dia ikut SIMAK UI.

Sejujurnya, waktu diberitain itu tanpa ada maksud nggak menghargai atau gimana, tapi bagi gue kok rasanya terlalu dini untuk menyatakan dia jenius hanya karena UN nya. Ditambah praktek agama nilainya 10. Okeh, tapi ternyata dia nampaknya memang jenius menurut pengakuan guru dan orang tuanya. Apa ya yang mau gue omongin tentang dia? Ya pokoknya, akhirnya dia mendapatkan satu bangku di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. SELAMAAATTT!!

Udah sih intinya gitu aja. Malah yang bikin otak gue muter muter kliyengan mikir adalah (catatan: ini gue ngebayangin kalo gue jadi pemerintah). Wildan Rabbani nggak cuma satu, yang keadaannya persis kayak Wildan gue yakin banyak banget. Jenius tapi miskin abis abisan ampe makan nasi sebulan sekali. Dan itu tersebar di seluruh Indonesia yang kita tau sendiri persebaran teknologi dan system informasinya gak merata. Gimana caranya kita mau ngumpulin orang orang itu? Mengetahui kejeniusannya dan pada akhirnya membantu pendidikannya?

Sementara nggak semua awak pemerintahan juga abisa dipercaya untuk menyebar, mencari para jenius lalu melaporkannya ke pusat kemudian bantuan turun ke pemda dan sampai dengan utuh ke tangan yang berhak. Ada yang suka nilep uang, ada yang orang tuanya malah gamau anaknya terdidik, ada yang sebenernya cerdas banget kalo otaknya diasah tapi karena dia di pedalaman dan nggak pernah kenal buku tulis atau sejenisnya dia nggak dianggap, dan masalah lainnya. Gimana tuh ya? Otak gue kayaknya masih belum nyampe untuk hal macam begini. -.- sumpah posting nyampah

See you later, goodbye for now

Tidak ada komentar:

Posting Komentar