Laman

Minggu, 01 Februari 2009

GUE (hah, nggak menarik banget judulnya!)

GUE (hah, nggak menarik banget judulnya!)

Jangan suka men-judge dulu. Baca aja, buat iseng lumayan. Memang, nggak lain nggak bukan posting kali ini akan membahas segala sesuatu tentang gue! Oke kan? Kalian bisa baca gratis, nggak perlu beli fanbook atau semacamnya (ngeheee, berasa gue artis yang dermawan aja. Padahal di sekolah yang kenal juga cuma temen sebangku). Tanpa berlama-lama atau berpanjang lebar.

Sejujurnya, gue selalu merasa serba salah dengan diri gue. Gue yakin, kalian semua juga pernah merasakan hal yang sama. How often or how rare it is. Pasti pernah! Gue yakin. Tapi, dalam keserba salahan yang ada itu, selalu ada rasa syukur dan rasa nggak nyaman yang campur aduk. Um, gampangnya kayak saat kita dapat masalah lalu rasanya hampa tapi akhirnya kita sadar bahwa ternyata ada baiknya juga dengan kedatangan masalah itu, tapi kita masih mengelak untuk benar-benar mengakui bahwa hikmah itu telah mengalahkan masalah yang terjadi. (aaaah, bingung gue bacanya!)

Kadang gue merasa gue cukup beruntung hidup di dunia ini (jika dibandingkan dengan sebagian besar orang di Indonesia yang kalau kalian lihat dari berbagai sudut pandang, hidupnya pasti ada aja masalahnya).

Gue merasa beruntung karena:

  1. Gue bukan cewek yang gendut-gendut amat, tapi juga nggak kurus-kurus amat. Namun, dikatakan ideal pun tidak. Dengan keadaan begini, banyak pendapat dan opini yang masuk. Ada yang bilang saya badannya ideal :) tapi ada juga yang bilang GEMBROT! Ada yang bilang biasa aja, cuma tangannya agak besar. Jadi, rasanya menyenangkan sekali-kali dipuji, sekali-kali diejek-ejekin. Hal yang normal terjadi dalam hidup. Seimbang deh jadinya.
  2. Gue bukan orang miskin, tapi juga bukan orang kaya. Tapi lebih bisa dibilang, kata mama keluargaku adalah keluarga golongan menengah ke bawah. Buat kalian yang selalu bisa makan ikan salmon setiap hari, berbahagialah (karena itu ikan pujaan gue-ikan bule). Tapi, gue cukup berbahagia. Ada hari di mana gue bisa makan ikan salmon, ikan-ikanan, ayam, burung, steak, daging, tumis sepuluh sayuran atau bahkan duapuluh, dan makanan warna-warni bergizi tinggi juga keju. Namun, ada juga hari di mana gue harus merasakan lapar tapi di rumah nggak ada makanan (ada sih, tapi telor ayam doang ama mie-dan kemarinnya gue udah makan itu dan paginya juga), gue harus melihat meja makan gue rata, ampe gue bisa tiduran di atasnya atau main ski. Kadang juga benar-benar nggak ada apa-apa di kulkas ataupun di meja makan, cuma bawang goreng setoples dan tomat keriput kecil benyek-benyek, ditambah hari hujan dengan lebatnya (ini nggak lebay lho! Gue emang pernah ngalamin ini, at least setiap tahun). Intinya, gue tahu apa rasanya jadi tunawisma, yang udah homeless, jobless pula, nggak punya siapa-siapa. Kalo hujan, nggak bisa selimutan, bajunya bau, tambah bikin perut mual karena nyium bau aneh padahal perut kosong. Gue mendingan, kalo nggak ada apa-apa di rumah, sms orang tua aja, “MA, PAK. BELI INI, ONO, ITU”. Mereka kan nggak gitu. Tapi, gue juga makan steak, makan pizza, yaah yang gitu-gitulah. Um, tapi karena menengah ke bawah, jadinya mama beli pas gajian aja. Ehehe. Gue rasa itu cukup, toh pizza dan steak juga nggak terlalu baik buat gue yang sudah gendut ini.
  3. Gue nggak pintar-pintar amat, tapi juga nggak bodoh. Tapi gue nggak tau kenapa, rasanya sekarang gue semakin membodoh. Daya tangkap gue melemah. Nggak enak jadi orang bodoh, lebih enak jadi orang pintar. Tapi dengan pernah menjadi bodoh (atau sejenisnya), kalian akan tau rasanya usaha dan berhasil. Bukannya gue banggain diri, waktu gue SD, bisa dibilang gue nggak perlu terlalu usaha buat sekedar dapat ranking pertama, tapi itu bikin gue takabur. Ya maka dari itu, sedikit demi sedikit ke-takaburan itu berusaha Allah hilangkan dari gue dengan memberikan gue ketulalitan dan ketololan. Gue mulai belajar keras untuk bisa dapat hasil baik. Yang buruk itu nggak selalu bikin segalanya jadi buruk kok. :)
  4. Gue punya wajah yang biasa aja dan luck yang biasa aja. Memberikan gue keberuntungan karena gue jadi jarang digodain orang-orang nggak jelas. Dan dengan luck yang biasa aja, bikin gue nggak pernah mencoba berikir spekulatif. Daan, dengan wajah yang biasa aja, hidup gue tenang-tenang aja. Nggak usah mikirin cowok atau apapun yang ngejar-ngejar. Hahaha
  5. Gue punya keluarga yang open dan liberal. Jangan berpikiran aneh dulu! Nggak seliberal itu kok. Emang sih, nggak sebebas yang dalam arti liberal beneran. Tapi, saat gue bilang mau ini, mereka akan setuju dan cuma ngasih tau baik buruknya. Saat gue bertanya hal piip, dijawab kok. Saat gue bercerita tentang smua agama, it's just fine. Meski mama kadang agak sarkastik. Bapak juga kalo gue nonton acara non-islam, um agak gimanaa gitu. Tapi setelah gue kasih pengertian diterima sih biasanya. Pokoknya semua hal yang merupakan aktivitas gue, mereka nggak ngelarang.
  6. Gue pernah mencoba banyak hal (tapi nggak sebanyak itu juga).
  7. Gue punya banyak teman (gue anggap begitu). Seenggaknya, gue hanya mencoba merasa nyaman sama siapapun, gue jarang benar-benar merasa risih sama seseorang.

Tapi, gue juga merasa nggak beruntung karena:

  1. Gue bukan orang kaya. Gue rasa itu normal. Semua orang mau jadi orang kaya, mau dia bilang lebih pilih cinta atau apa, uang tetap sebuah faktor (meski gue nggak bilang itu faktor utama ya).
  2. Fisik gue jelek. Itu juga normal, kalau gue pengen cantik sekali-sekali.
  3. Nggak ada internet lagi di rumah gue. Mungkin gue udah addict sama hal itu. Gue duah menemukan apa hikmah di balik kepergiannya, tapi gue tetap mau ada dia di rumah.
  4. Gue pake kacamata.
  5. Gue nggak percaya diri, dan gue nggak pernah bisa mewujudkan mimpi gue di tempat yang udah nyediain fasilitas yang bisa bikin gue mewujudkan mimpi gue.
  6. Gue nggak bisa terbuka sama teman-teman gue.
  7. Gue nggak pinter.
  8. Gue egois dan individualis.
  9. Gue punya daya tangkap dan daya respon yang lemah, dan biasanya terjadi di sikon yang salah.
  10. Gue nggak pernah bisa tahan lama menyukai seseorang, um dan biasanya gue nggak pernah suka cowok realita.

Yaa, itu kira-kira postingan “GUE”. Haha, penting nggak sih.

-rushywity

2 komentar:

  1. duh ifaaaa...
    kok banyak banget yang merendah gitu sih? :)

    BalasHapus
  2. hee. fajar lagi.. dari dulu perangai gue begini. gabisa sok ninggiin diri karena memang pendek. hehehe (konotasi sama denotasi lho)

    BalasHapus