Laman

Kamis, 06 Mei 2010

Hijab, is that something different?

Ini adalah sebuah pengalaman kecil, yang gue yakin masih terlalu nggak penting untuk disandingkan dengan perjuangan muslim women who wear hijab all over the world. Gue adalah new user (kayak warnet kedengerannya?!?).Ya intinya gue baru dalam dunia kerudung kerudungan. Dan gue mulai menyadari apa yang menyebabkan orang orang berat memakai kerudung? Yang jelas ini di luar permasalahan panas, takut kutuan, dan sebagainya. Ini tentang uang.

Begini ceritanya, (kismis -,-) hari Selasa gue pergi ke Margo City untuk mencari part time karena istilahnya kita kita mantan anak kelas XII atau 3 SMA sedang cuti besar yang di mana selama 3 bulan kita nganggur. Dan itu amat sangat membosankan. Maka kami memutuskan, part time aja deh. Dan begitulah, pergilah gue dengan 2 orang teman gue yang kebetulan berkerudung juga. Mereka udah senior dalam dunia kerudung kerudungan.

As time goes by, ceritanya udah mau zuhur dari kita mulai bergerak mencari part time sekitar jam 10 pagi. Belum nemu satupun, padahal tempat yang didatengin nggak cuma satu atau dua. Nah, sampailah di Margo City, gue menyarankan ke sebuah toko yang jualan tas anak-anak gitu buat nanya part time. Nyampe di sana, udah nanya lah intinya, mbanya jawab dengan muka yang agak ngocol, “Ada ssih mbak. Tapi kita nerimanya yang nggak pake kerudung” (ssih itu bukan kesalahan ketik, tapi penggambaran gue akan dialog yang waktu itu diucapkan oleh si mbak pramuniaga).

Oh oke, kami ngucapin makasih dan keluar. Terus ke tempat lain lagi, sampai akhirnya kami menemukan sebuah restoran dan restoran itu memberikan jawaban sama. Oke, gue mengerti akan hal itu bahwa mungkin dalam dunia global kayak gini, kerudung masih dianggap aneh bahkan untuk jadi sekedar pramuniaga toko. Kurang cantik, kurang menarik. Tapi untuk kelas masyarakat modern yang dinamis, pikiran seperti itu adalah kolot, well I think.

Saat gue masih nggak pake kerudung dan belum sama sekali terlintas di pikiran gue untuk berkerudung. Gue justru merasa bahwa gue ingin melihat suatu keseimbangan, kesetaraan. Jika di sebuah restoran ada yang rambutnya panjang, ada yang pendek, kenapa nggak ada yang pake kerudung juga, toh sama aja. Itu menjadikan ragam kehidupan.

Kita nggak bisa membatasi antara kerudung dan bukan kerudung. Manusia itu dinamis. Kenapa harus memilih juara Putri Indonesia yang nggak berkerudung? Karena dia lebih cantik? Nggak selalu kok. Bukannya yang dibutuhin adalah Brain, Beauty, Behaviour? Telisiklah ke sana, bukan hanya beauty. Kenapa kerudung jadi pembatas? Itu sama aja kayak topi, kayak bando hanya dipakainya kontinyu dan nggak akan dilepas kecuali di depan orang yang diperbolehkan. Apa salah kalau wanita berkerudung masuk diskotik? Menurut gue nggak ada yang salah.

Gue sih mikirnya gini, gimana orang mau berubah jadi lebih baik kalo nggak ada yang bawa dia ke arah kebaikan. Diskotik kan katanya tempat maksiat lah, apa lah. It’s just some, nggak semua orang main ke diskotik lantas dia maksiat. Duduk, nari nari doing, sama makan emang maksiat. Kecuali lo ngedrugs, mabok, sex di sana baru itu maksiat. Nah, kalo cewe kerudung main ke diskotik (in case: cewe kerudungnya yang bener ya, yang masih taat *taat bukan berarti fanatic dan radikal*) dia kan bisa menjadi suatu role model baru, yep diskotik adalah tempat bersenang-senang yang juga punya batasan. Pun bsia dibilang, roang2 yang tadinya nggak kenal kerudung, jadi kenal. Seenggaknya ngambil sisi baiknya tuh orang. Dan anggapan orang pun nggak akan sebatas kerudung=islam=nggak bebas=tertekan=teroris.

Dan gue juga mikirnya sih kita hidup butuh orang lain. Gue islam, temen gue ada juga kok yang bukan orang islam. Seperti satu quote dari film MY NAME IS KHAN, “there are only two kinds of people good or bad” yah intinya gitu, gue lupa detailnya haha. Gue pribadi menganggap, semua orang sama. Cowok, cewek, hitam, putih, coklat, kerudung, keriting, lurus, kribo, sipit, belo apa deh semuanya. Cuma satu yang bakal bikin gue membedakan orang itu, kalo dia rese plus jahat dan ga sreg. Kalo ada kerudungan yang rese, ngapain gue temenin. Kalo ada cewe yang nggak pake kerudung tapi baik, kenapa nggak? Yang penting dia baik dan nggak rese.

I LOVE THE DIVERSITY OF THIS WORLD AND JUST LET IT BE THE COLOUR OF LIFE WHICH WILL MAKE THIS WORLD BEAUTIFUL
*sumpah di beberapa bagian gue ngerasa ada yang nggak nyambung, tapi bodo amaaat yang penting ini pikiran gue :P hehehe. okay see you later goodbye for now : )

2 komentar:

  1. wah ifaa, bener banget tuh,
    kolot banget ya pikiran orang2 yang ga menerima wanita berjilbab, KOLOT!

    BalasHapus
  2. ya, mereka kolot! dan sama sekali gak mengglobal. padahal masyarakat modern kan dinamis, open minded. iya kan iya kan? hmm

    BalasHapus